Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Suara Korban Menggema: Ruang Tumbuh Merdeka Kupas Tuntas Kejahatan Seksual di Ranah Pendidikan


Inspiratif.online- Lombok Barat, 23 Mei 2025 – Isu krusial mengenai kejahatan seksual di lingkungan pendidikan, khususnya di perguruan tinggi, kembali diangkat dalam "Ngaji Tematik" yang diselenggarakan oleh Ruang Tumbuh Merdeka. Bertempat di BTN. Lantana Garden, Labuapi, Lombok Barat, diskusi bertajuk "Fenomena Walid dan Kejahatan Seksual Pada Bangku Pendidikan dan Perguruan Tinggi" ini berhasil menarik perhatian 26 peserta yang antusias mendalami permasalahan yang kerap menjadi momok bagi para korban.

Kajian ini secara spesifik bertujuan untuk membongkar kasus kejahatan seksual di kampus UIN Mataram, di mana pelakunya disinyalir adalah oknum dosen yang berlindung di balik atribut agama. Harapannya, forum diskusi semacam ini dapat menjadi pemicu bagi para korban yang selama ini terdiam dan terintimidasi, untuk berani bersuara. Selain itu, para peserta diharapkan mampu memposisikan diri sebagai pembela bagi para korban yang sangat membutuhkan perlindungan.

Yan Mandangar, salah satu pemantik dalam acara ini, dengan tegas menyatakan bahwa kejahatan seksual harus diberantas hingga ke akar-akarnya. Ia menyoroti betapa sulitnya proses pendampingan korban oleh praktisi hukum, mulai dari identifikasi kasus awal hingga penetapan tersangka. 

"Prosesnya tidak mudah," ujarnya, "dan itu menunjukkan betapa kompleksnya permasalahan ini."

Senada dengan itu, Mar'atun Sholehah, pemantik kedua, membantah anggapan bahwa kejadian fenomena "Walid" dan kejahatan seksual di kampus disebabkan oleh atribut pakaian.

"Di UIN Mataram yang berlabelkan Islam, banyak yang berpakaian sangat syar'i dan tertutup rapi. Namun, pakaian itu belum tentu melindungi setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan," jelasnya.

Mar'atun menekankan bahwa perempuan sering kali menjadi objek kekerasan seksual, terutama dalam konteks relasi kuasa yang dominan antara dosen dan mahasiswi.

"Dosen sangat leluasa dan berpotensi melakukan kejahatan seksual kepada mahasiswi yang ditargetkan menjadi objek pemuas hasratnya," pungkasnya, menggambarkan betapa rentannya posisi mahasiswi dalam situasi tersebut.

Diskusi ini menjadi salah satu upaya nyata Ruang Tubuh Merdeka untuk terus menyuarakan keadilan dan memberikan ruang aman bagi para korban, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penanganan serius terhadap kasus kejahatan seksual di lingkungan pendidikan.

Editor: Irsyad Akil

Posting Komentar

0 Komentar