Inspiratif.online- SEMARANG, 24 Mei 2025 – Gelombang pasang atau banjir rob tak henti-hentinya menerjang jalur Pantura Jawa Tengah, menyebabkan kerugian masif dan melumpuhkan aktivitas warga dari Sayung-Demak hingga Kaligawe-Semarang. Terhitung sudah tiga hari berturut-turut, fenomena ini menimbulkan keresahan mendalam, terutama di wilayah Demak dan beberapa titik vital di Semarang seperti Genuk, Kaligawe, hingga Tanjung Mas.
Merespon kondisi kritis ini, Wiyu Ghaniy, Presiden BEM KM Unissula, mendesak para pemangku kebijakan untuk bertindak cepat. Ia meminta Pemerintah Kabupaten Demak, Pemerintah Kota Semarang, hingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk segera berkoordinasi dalam mencari solusi komprehensif.
"Koordinasi antara daerah dan pusat sangat krusial, apalagi jalan Pantura ini merupakan jalan nasional yang vital bagi perekonomian," tegas Wiyu.
Kerugian Meluas, Warga dan Pengguna Jalan Terpukul Dampak banjir rob ini sangat terasa. Masyarakat sekitar mengalami kerugian material yang tidak sedikit, sementara para pengguna jalan harus berhadapan dengan kemacetan parah dan risiko kerusakan kendaraan. Kondisi ini secara langsung mengganggu roda perekonomian dan mobilitas warga di wilayah pesisir.
Tuntutan Tegas Mahasiswa: Enam Poin Mendesak untuk Penanganan Rob Melihat lambannya penanganan, BEM KM Unissula menyampaikan enam poin tuntutan mendesak kepada pemerintah:
- Libatkan Pemprov: Meminta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk segera mengambil peran aktif dalam menyelesaikan permasalahan banjir rob ini.
- Prioritas Utama: Menjadikan penyelesaian banjir rob sebagai program prioritas nasional yang harus segera diimplementasikan.
- Koordinasi Lintas Sektor: Mendesak koordinasi aktif dengan semua pihak penanggung jawab terkait, mulai dari Kementerian PUPR, BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), DISHUB (Dinas Perhubungan), hingga Pemerintah Pusat.
- Sanksi Tegas Pelanggar AMDAL: Menuntut tindakan tegas terhadap perusahaan atau pabrik yang terbukti mengabaikan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan memperparah kondisi lingkungan.
- Sinergi Pemkot-Pemkab: Meminta koordinasi yang erat antara Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah Kabupaten Demak dalam penanganan lintas wilayah.
- Libatkan Tenaga Ahli: Mengerahkan semua tenaga ahli dari berbagai bidang seperti infrastruktur jalan, lingkungan, geologi, perairan, dan kelautan untuk merumuskan solusi jangka panjang.
Dalam wawancara pada Sabtu, 24 Mei 2025, Wiyu Ghaniy secara spesifik menuntut Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi, Bupati Demak Dr. Eisti, dan Walikota Semarang Ibu Agustin untuk segera duduk bersama.
"Kami meminta mereka melakukan koordinasi upaya penyelesaian banjir rob di jalur Pantura dari Demak hingga Semarang. Libatkan pihak yang berwenang seperti PUPR, BBWS, dan Pemerintah Pusat. Jadikan penyelesaian ini menjadi program prioritas utama!" serunya dengan nada mendesak.
Pernyataan Wiyu Ghaniy menegaskan bahwa "Hukum tidak boleh berdiri di menara gading; ia harus turun ke jalan, ke desa, ke pasar, dan hidup bersama rakyat!"
Hal ini menyoroti harapan masyarakat agar pemerintah tidak hanya melihat masalah dari atas, tetapi juga merasakan langsung dampaknya dan bergerak cepat demi kesejahteraan rakyat.
Editor: Irsyad Akil
0 Komentar